BAB II
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Masalah
energi merupakan salah satu isu penting yang sedang hangat dibicarakan. Semakin
berkurangnya sumber energi, penemuan sumber energi baru, pengembangan
energi-energi alternatif, dan dampak penggunaan energi minyak bumi terhadap
lingkungan hidup menjadi tema-tema yang menarik dan banyak didiskusikan.
Pemanasan global yang diyakini sedang terjadi dan akan memasuki tahap yang
mengkhawatirkan disebut-sebut juga merupakan dampak penggunaan energi minyak
bumi yang merupakan sumber energi utama saat ini.
Dampak
lingkungan dan semakin berkurangnya sumber energi minyak bumi memaksa kita
untuk mencari dan mengembangkan sumber energi baru. Salah satu alternatif
sumber energi baru yang potensial datang dari energi nuklir. Meski dampak dan
bahaya yang ditimbulkan amat besar, tidak dapat dipungkiri bahwa energi nuklir
adalah salah satu alternatif sumber energi yang layak diperhitungkan.
Fakta-Fakta
tentang bencana yang disebabkan karena radiasi nuklir mulai dari yang
terdahsyat yang terjadi di Chernobyl, Ukraina serta yang terjadi di Fukushima,
Jepang baru baru ini menunjukkan bahwa pemanfaatan energy nuklir perlu sebuah
tinjauan ulang. Serta Memerlukan sebuah mitigasi bencana dalam penanganan
bencana tersebut.
B.
Rumusan Masalah
1. Apakah ketenaganukliran itu?
2. Bagaimanakah pemanfaatan energy
nuklir untuk pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN)?
3. Bagaimanakah mitigasi bencana jika
terjadi kebocoran dalam PLTN?
C.
Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk,
1. Mengetahui definisi dan manfaat dari
ketenaganukliran.
2. Mengetahui pemanfaatan dari energy
nuklir untuk pembangkit listrik.
3. Memberikan informasi kepada pembaca
tentang mitigasi bencana jika terjadi
bencana kebocoran nuklir.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Ketenaganukliran
Nuklir adalah zat yang bisa melepaskan oksigen dari
udara
atau zat yang dapat memecah partikel benda lain nya. Dalam fisika, fusi nuklir (reaksi termonuklir) adalah sebuah proses saat dua inti atom
bergabung, membentuk inti atom yang lebih besar dan melepaskan energi. Fusi nuklir adalah sumber energi yang menyebabkan bintang bersinar, dan Bom Hidrogen meledak.
atau zat yang dapat memecah partikel benda lain nya. Dalam fisika, fusi nuklir (reaksi termonuklir) adalah sebuah proses saat dua inti atom
bergabung, membentuk inti atom yang lebih besar dan melepaskan energi. Fusi nuklir adalah sumber energi yang menyebabkan bintang bersinar, dan Bom Hidrogen meledak.
Ketenaganukliran adalah hal yang berkaitan dengan pemanfaatan, pengembangan,
dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir serta pengawasan kegiatan
yang berkaitan dengan tenaga dalam bentuk apapun yang dibebaskan dalam proses
transformasi inti, termasuk tenaga yang berasal dari sumber radiasi gelombang
elektromagnetik dan partikel bermuatan yang karena energi yang dimilikinya
mampu mengionisasi media yang dilaluinya.
B.
Fisi Nuklir
Secara umum, energi nuklir dapat dihasilkan melalui dua macam mekanisme,
yaitu
pembelahan inti atau reaksi fisi dan penggabungan beberapa inti melalui reaksi
fusi. Sebuah inti berat yang ditumbuk oleh partikel (misalnya neutron) dapat
membelah menjadi dua inti yang lebih ringan dan beberapa partikel lain.
Mekanisme semacam ini disebut pembelahan inti atau fisi nuklir. Contoh reaksi
fisi adalah uranium yang ditumbuk (atau menyerap) neutron lambat.
Reaksi
fisi uranium seperti di atas menghasilkan neutron selain dua buah inti atom
yang lebih ringan. Neutron ini dapat menumbuk (diserap) kembali oleh inti
uranium untuk membentuk reaksi fisi berikutnya. Mekanisme ini terus terjadi
dalam waktu yang sangat cepat membentuk reaksi berantai tak terkendali.
Akibatnya, terjadi pelepasan energi yang besar dalam waktu singkat. Mekanisme
ini yang terjadi di dalam bom nuklir yang menghasilkan ledakan yang dahsyat.
Jadi, reaksi fisi dapat membentuk reaksi berantai tak terkendali yang memiliki
potensi daya ledak yang dahsyat dan dapat dibuat dalam bentuk bom nuklir.
Dibandingkan
dibentuk dalam bentuk bom nuklir, pelepasan energi yang dihasilkan melalui
reaksi fisi dapat dimanfaatkan untuk hal-hal yang lebih berguna. Untuk itu,
reaksi berantai yang terjadi dalam reaksi fisi harus dibuat lebih terkendali.
Usaha ini bisa dilakukan di dalam sebuah reaktor nuklir. Reaksi berantai
terkendali dapat diusahakan berlangsung di dalam reaktor yang terjamin
keamanannya dan energi yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk keperluan yang
lebih berguna, misalnya untuk penelitian dan untuk membangkitkan listrik.
C.
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
Energi
yang dihasilkan dari reaksi fisi nuklir terkendali di dalam reaktor nuklir
dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik. Instalasi pembangkitan energi
listrik semacam ini dikenal sebagai pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).
Salah satu
bentuk reaktor nuklir adalah reaktor air bertekanan (pressurized water reactor/PWR)
yang skemanya ditunjukkan dalam gambar. Energi yang dihasilkan di dalam reaktor
nuklir berupa kalor atau panas yang dihasilkan oleh batang-batang bahan bakar.
Kalor atau panas dialirkan keluar dari teras reaktor bersama air menuju alat
penukar panas (heat exchanger). Di sini uap panas dipisahkan dari air dan
dialirkan menuju turbin untuk menggerakkan turbin menghasilkan listrik,
sedangkan air didinginkan dan dipompa kembali menuju reaktor. Uap air dingin
yang mengalir keluar setelah melewati turbin dipompa kembali ke dalam reaktor.
Untuk
menjaga agar air di dalam reaktor (yang berada pada suhu 300oC)
tidak mendidih (air mendidih pada suhu 100oC dan tekanan 1 atm), air
dijaga dalam tekanan tinggi sebesar 160 atm. Tidak heran jika reaktor ini dinamakan
reaktor air bertekanan
D.
Dampak Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
1.
Dampak Positif
Pertimbangan pemanfaatan energi nuklir sebagai
pembangkit listrik (PLTN) adalah penghematan penggunaan sumberdaya nasional,
mengurangi ketergantungan terhadap minyak bumi, batubara dan gas bumi,
mengurangi emisi gas rumah kaca secara signifikan, serta meningkatkan ketahanan
dan kemandirian pasokan energi untuk mendukung pembangunan nasional jangka
panjang.
Pembangkit listrik berbasis nuklir dianggap lebih
ramah lingkungan daripada pembangkit listrik berbasis bahan bakar minyak.Emisi
karbon dioksida pembangkit energi nuklir lebih rendah daripada batu bara,
minyak bumi,gas alam,bahkan hidroenergi dan pembangkit energi surya.Ketiga,
alasan ekonomis.Harga listrik yang dihasilkan nantinya akan lebih murah karena
biaya produksi bisa ditekan. Sebagai perbandingan, 1 kg uranium sebagai bahan
baku nuklir,setara dengan 1.000 – 3.000 ton batu bara.
2.
Dampak
Negatif
Meskipun
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir banyak manfaatnya, akan tetapi jika suatu saat
terjadi kebocoran reactor nuklir akan berakibat fatal. Seperti yang terjadi di Chernobyl,
Ukraina pada April 1986. Radiasi ledakan itu meledak dan telontar 1500 meter ke
udara, yang membuat radiasi paparan sampai jauh ke Eropa. Selain memicu
evakuasi ribuan warga dari sekitar lokasi kejadian, dampak kesehatan masih
dirasakan para korban hingga bertahun-tahun kemudian misalnya kanker, gangguan
kardiovaskular dan bahkan kematian. Bahkan sampai saat ini daerah tersebut
dibiarkan tanpa berpenghuni.
Sekitar 60% anak ukrania mengalami kanker gondok,
10% anak menalami gangguan mental, banyak anak mengalami kelainan genetik.
Sebagia besar anak Ukrania diduga telah mengalami kelainan pertahanan tubuh
setelah terjadinya peristiwa itu. Bahkan beberapa hewan mengalami kerlainan
genetik.
Pada tahun 1990 – 1998, didapatkan terjadi
peningkatan kasus kanker kelenjar gondok sebanyak 1.791 kasus pada anak-anak
Ukraina, yang hidup di wilayah di sekitar Pembangkit Tenaga Nuklir Chernobyl.
Para ahli telah menghubungkan semua penyakit kanker kelenjar gondok ini dengan
kecelakaan nuklir Chernobyl.
Baru- baru ini Gempa bumi yang disusul
adanya tsunami yang melanda Jepang pada Jumat (12/3)
kemarin menimbulkan potensi bahaya baru. Hal ini disebabkan adanya beberapa
pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Jepang yang mengalami kerusakan. San
ini memicu adanya ancaman bahaya kontaminasi radioaktif yang muncul ke
permukaan.
Radioaktif adalah sejenis zat yang berada di
permukaan atau di dalam benda padat, cair atau gas yang mana kehadirannya
berbahaya bagi tubuh manusia. Radioaktif berasal dari radionuklida
(radioisotop) sebuah inti tak stabil akibat energi yang berlebihan.
Menurut situs atomicarchive.com, setidaknya
ada tujuh efek yang berbahaya bila tubuh manusia terkena bocoran radioaktif
dari PLTN.
1.
Rambut: rambut akan
menghilang dengan cepat bila terkena radiasi di 200 Rems atau lebih. Rems
merupakan satuan dari kekuatan radioaktif.
2.
Otak: sel-sel otak
tidak akan rusak secara langsung kecuali terkena radiasi berkekuatan 5000 Rems
atau lebih. Seperti halnya jantung, radiasi membunuh sel-sel saraf dan pembuluh
darah dan dapat menyebabkan kejang dan kematian mendadak.
3.
Kelenjar Gondok:
kelenjar tiroid sangat rentan terhadap yodium radioaktif. Dalam jumlah
tertentu, yodium radioaktif dapat menghancurkan sebagian atau seluruh bagian
tiroid.
4.
Sistim Peredaran Darah:
ketika seseorang terkena radiasi sekitar 100 Rems, jumlah limfosit darah akan
berkurang, sehingga korban lebih rentan terhadap infeksi. Gejala awal ialah
seperti penyakit flu. Menurut data saat terjadi ledakan Nagasaki dan Hiroshima,
menunjukan gejala dapat bertahan selama 10 tahun dan mungkin memiliki risiko
jangka panjang seperti leukimia dan limfoma.
5.
Jantung: bila terkena
radiasi berkekuatan 1000 sampai 5000 Rems akan mengakibatkan kerusakan langsung
pada pembuluh darah dan dapat menyebabkan gagal jantung dan kematian mendadak.
6.
Saluran Pencernaan:
radiasi dengan kekuatan 200 Rems akan menyebabkan kerusakan pada lapisan
saluran usus dan dapat menyebabkan mual, muntah dan diare berdarah.
7.
Saluran Reproduksi:
saluran reproduksi akan merusak saluran reproduksi cukup dengan kekuatan di
bawah 200 Rems. Dalam jangka panjang, korban radiasi akan mengalami kemandulan.
Melihat bahayanya dampak dari radiasi radioaktif
ini, pemerintah Jepang langsung menetapkan kondisi siaga menyusul potensi
kebocoran radioaktif pada lima reaktor nuklir di dua lokasi. Tiga ribu warga
yang tinggal di sekitar reaktor nuklir Fukushima Daiichi dengan radius 10 km
langsung dievakuasi.Sebanyak 14.000 warga yang tinggal di bagian timur laut
Jepang masih di lokasi Daiichi, turut juga diungsikan setelah mendapat
peringatan dari Tokyo Electric Power Co. Jepang mempunyai 54 reaktor dan 10 di
antaranya telah ditutup terkait bencana gempa dan tsunami yang menimpa
wilayahnya. Sebanyak 30 persen pasokan listrik di Jepang berasal dari tenaga
nuklir.
E.
Mitigasi
Kebocoran Nuklir
Untuk menghindari banyaknya korban akibat kebocoran
reactor nuklir pada PLTN, dapat menggunakan beberapa cara yaitu :
Ø Penanggulangan awal
1. Teknologi
PLTN harus menggunakan standar internasional dengan teknologi yang terpercaya
dari Negara- Negara yang sudah berpengalaman dalam bidang ketenaganukliran.
2. Penempatan
PLTN harus berada jauh dari permukiman padat penduduk untuk menghindari resiko
sekecil mungkin serta harus ditempatkan di wilayah yang stabil.
3. Melakukan
perawatan dan pengecekan secara kontinyu untuk meminimalisir resiko.
Ø Setelah terjadi
kebocoran
1. Harus
segera mengevakuasi masyarakat sekitar keluar dari radius resiko radiasi sampai
batas waktu tertentu.
2. Bagi
semua orang yang telah berada dalam erea daerah paparan harus segera dilakukan
skrening tes adanya kontaminasi radiasi dalam tubuhnya. Bila terdapat
masyarakat yang terkontaminasi harus segera diisolasi dan dilakukan perawatan
dan pemantauan kesehatannya.
3. Semua
masyarakat dalam paparan bencana kebocoran reaktor nukklirsementara belum
diungsikan harus tinggal di dalam rumah dan tidak boleh enyalakan AC untuk
mencegah kontaminasi dengan udara luar. Masyarakat juga dilarang mengkonsumsi
air kran, sayuran, buah-buan ataubahan makanan yang telah terkontaminasi dengan
udara luar.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Ketenaganukliran sangat banyak manfaatnya karena
menggunakan bahan bakar yang murah dan mempunyai reaksi berkesinambungan dan
tidak memiliki residu yang mengganggu lingkungan seperti lapisan ozon dan
mengurangi tingkat global warming. Juga bias dimanfaatkan untuk tenaga listrik.
Tetapi Ketenaganukliran juga memiliki banyak dampak negatif jika dalam pemanfaatanya tidak maksimal,
seperti residu zat radioaktif sisa reaksi dalam reactor nuklir yang hanya bias
terurai selama 24000 tahun.
Ketenaganukliran juga biasa dimanfaatkan oleh suatu
Negara untuk dijadikan senjata pemusnah massal. Jika terjadi kebocoran reactor
pada pembangkit listrik tenaga nuklir, akan berakibat fatal, seperti yang
terjadi di Chirnobyl, ukraina dan Fukushima Jepang.
Dalam mitigasi bencana nuklir, sebelum terjadi
kebocoran nuklir, pembuatan PLTN harus sesuai dengan standar internasional
untuk meminimalisir bencana, jika sudah terjadi kebocoran, evakuasi adalah hal
yang paling penting untuk mengurangi korban.
B.
Saran
Pembuatan PLTN memang sangat menguntungkan berbagai
pihak, tetapi juga dapat berakibat fatal jika terjadi sesuatu, oleh karena itu
pengolahan energy nuklir harus memperhatikan dampak dampak negative yang akan
terjadi kelak.
DAFTAR PUSTAKA
http://mediaanakindonesia.wordpress.com/2011/03/14/dampak-kebocoran-nuklir-bagi-manusia/
28 maret 2011 pukul 00.13
http://aliusman.wordpress.com/2010/07/26/pltn-aman-dan-ramah-lingkungan/
28
maret 2011 pukul 00.30
http://regional.kompas.com/read/2011/03/18/03544387/Manfaat.dan.Dampak.PLTN.Tidak.Sebanding 27 maret 2011 pukul 22.30
http://www.lintasberita.com/go/1778514 27 maret 2011 pukul 21.09
No comments:
Post a Comment